Kamis, 24 Maret 2016

MTBS MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT PELAKSANAAN PADA BAYI UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN




I.                            KONSEP DASAR MTBS
Bank Dunia tahun 1993 melaporkan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah intervensi yang cost effective untuk mengatasi masalah kematian balita yang disebabkan oleh ISPA, diare, campak, malaria, kurang gizi, yang sering merupakan kombinasi dari keadaan tersebut. MTBS yang diperkenalkan WHO dan UNICEF di Indonesia pada tahun 1997. Penerapan MTBS diharapkan tenaga kesehatan dibekalli cara untuk mengenali seecara dini dan cepat semua gejala anak sakit sehingga dapat ditentukan apakah anak sakit ringan berat dan perlu rujukan. Jika penyakitnya tidak parah petugas dapat memberikan pengobatan/tindakan sesuai pedoman MTBS dan diuraikan juga tentang konseling dan tindak lanjut.
Perubahan dalam tatalaksana MTBS untuk umur 2 bulan sampai 5 tahun secara singkat dirangkum yakni perubahan jenis antibiotika pada pelaksanaan pneumonia, penggunaan tablet Zinc dan oralit asmolaritas rendah pada diare, tatalaksana malaria, penentuan status gizi dengan berat badan menurut tinggi/panjang badan antara anak laki-laki dan perempuan, penggunaan Albendazole sebagai obat kecacingan, tatalaksana masalah gizi dan anemia dan perubahan jadwal imunisasi. Penerapan MTBS akan efektif jika ibu/keluarga segera membawa balita sakit ke petugas kesehatan yang terlatihserta mendapatkan pengobatan yang tepat. Jika ibu dan keluarga tidak membawa anaknya kefasilitas kesehatan sampai sakitnya menjadi parah mungkin anak itu akan meninggal karena penyakitnya. Oleh karena itu pesan mengenai kapan ibu perlu mencari pertolongan bila anak sakit merupakan bagian yang penting dalam MTBS

II.                         PELAKSANAAN MTBM PADA BAYI UMUR 2 BULAN SAMPAI  5 TAHUN
Hampir semua fasilitas kesehatan mempunyai prosedur untuk pendaftaran dan penentuan apakah anak sakit atau alasan lain misalkan kunjungan anak sehat, kunjungan imunisasi atau kunjungan untuk perawatan cedera akibat kecelakaan. Pemilihan bagan tergantung dari pengelompokan umur dan kunjungan pertama atau lanjutan. Tentukan anak dalam kelompok mana umur 2 bulan sampai 5 tahun (sebelum ulang tahun ke 5) atau bayi muda umur 2 bulan.

Proses manajemen kasus disajikan dalam bagan yang memperlihatkan urutan langkah-langkah dan penjelasan cara pelaksanaannya
1.    Penilaian dan klasifikasi
2.    Tindakan dan Pengobatan
3.    Konseling bagi ibu
4.    Pelayanan Tindak lanjut

Pemahaman tentang :
1.        Penilaian berarti melakukan penilaian dengan cara anamnesis dan pemeriksaan  
           fisik Klasifikasi membuat keputusan  mengenai kemungkinan penyakit atau   
           masalah serta tingkat  keparahannya dan merupakan suatu kategori untuk  
           menentukan tindakan bukan sebagai diagnosis spesifik penyakit
2.         Tindakan dan pengobatan berarti menentukan tindakan dan memberi pengobatan difasilitas kesehatan sesuai dengan setiap klasifikasi.
3.         Konseling juga merupakan menasehati ibu yang mencangkup bertanya, mendengar jawaban ibu, memuji, memberi nasehat relevan, membantu memecahkan masalah dan mengecek pemahaman
4.         Pelayanan tindak lanjut berarti menentukan tindakan dan pengobatan pada saat anak datang untuk kunjungan ulang

Dalam pendekatan MTBS tersedia “Formulir Pencatatan” untuk Bayi umur 2 bulan sampai 5
tahun
a.          Memeriksa tanda bahaya umum kemungkinan tidak bisa minum atau  menyusui, memuntahkan semuanya, kejang, latargis atau tidak sadar
b.         Menanyakan empat keluhan utama yaitu batuk atau sukar bernapas, diare,
        demam dan masalah telinga
   c.     Memeriksa dan mengklasifikasi status gizi
               d.     Memeriksa dan klasifikasi anemia
               e.      Memeriksa status imunisasi dan    pemberian Vitamin Adan menentukan
         apakah anak membutuhkan imunisasi dan vitamin A pada kunjungan tersebut
                f.     Menilai masalah atau keluhan lain yang dihadapi anak

III.             PENILAIAN DAN KLASIFIKASI BAYI  UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
Langkah- langkah pada bagan penilaian dan klasifikasi menggambarkan apa yang harus dilakukan apabila seorang anak dibawa keklinik dan bagan ini tidak digunakan bagi anak sehat yang imunisasi atau bagi anak dengan keracunan, kecelakaan atau luka bakar.
Klasifikasi  bukan merupakan diagnosis tapi merupakan indikator yang menuju ke arah diagnostik klinik
Lajur warna klasifikasi :
Lajur Merah : kondisi yang harus segera dirujuk
Lajur Kuning : kondisi yang memerlukan tindakan khusus
Lajur Hijau : kondisi yang tidak memerlukan tindakan khusus tetapi penyuluhan pada ibu
Menggunakan keterampilan TANYA, LIHAT, DENGAR dan RABA
1.      Menanyakan masalah anaknya
Tanyakan umur anak untuk menentukan bagan penilaian dan klasifikasi sesuai dengan kelompok umur, lakukan pemeriksaan BB, PB/TB dan suhu
Catat apa yang dikatakan ibu mengenai masalah anaknya dan tentukan ini kunjungan pertama atau ulang

2.      Memeriksa tanda bahaya umum
Tanda bahaya umum adalah :
a.       Apakah anak tidak bisa minum atau menyusu
b.      Apakah anak selalu memuntahkan semua sama sekali tidak dapat menelan apapun.
c.       Apakah anak kejang, pada saat kejang lengan dan kaki anak menjadi kaku karena otot-ototnya berkontraksi
d.      Apakah anak letargis atau tidak sadar tidak bereaksi ketika disentuh, digoyangkan atau bertepuk tangan

3.      Batuk atau sukar bernapas
Infeksi saluran pernapasan dapat terjadi pada bagian mana saja dari saluran pernapasan seperti hidung, tenggorokan, laring, trakea, saluran udara atau paru
Anak dengan batuk atau sukar bernapas mungkin menderita Pneumonia atau infeksi saluran pernapasan berat lainnya.
Menilai batuk atau sukar bernapas:
a.       Apakah anak sukar bernapas dimana pola pernapasan yang tidak biasa cepat atau berbunyi atau terputus-putus dan sudah berapa lama ; jika lebih 3 minggu berarti batuk kronis, kemungkinanan TBC, asma , batuk rejan
b.      Hitung napas dalam 1 menit pada bayi tenang
Jika umur anak 2 sampai 12 bulan dikatakan bernapas cepat jika frekuensi 50 kali permenit atau lebih dan jika umur anak 12 bulan sampai 5 tahun dikatakan bernapas cepat 40 kali permenit.
c.       Amati gerak napas pada dada atau perut anak itu, dinding dada bagian bawah masuk ke dalam ketika anak menarik napas.
d.      Dengar adanya stridor bunyi yang kasar saat anak menarik napas dan stridor terjadi apabila ada pembengkakan pada laring, trakea sehingga menyebabkan sumbatan masuknya udara kedalam paru-paru

KLASIFIKASI BATUK ATAU SUKAR BERNAPAS

Tanda dan Gejala
Klasifikasi
·         Ada tanda bahaya umum ATAU
·         Tarikan dinding dada ke dalam ATAU
·         Stridor
PNEUMONIA BERAT ATAU PENYAKIT SANGAT BERAT
·         Napas cepat
PNEUMONIA
Tidak ada tanda pneumonia atau penyakit sangat berat
BATUK BUKAN PNEUMONIA


4.      Diare
Ibu mudah mengenal diare karena perubahan bentuk tinja yang tidak seperti biasanya dan frekuensi beraknya lebih sering dibandingkan biasanya. Diare terjadi apabila tinja mengandung air yang lebih banyak dari normal. Sebagian besar diare yang menyebabkan dehidrasi berat adalah diare karena kolera. Jika diare berlangsung selama 1 hari atau lebih disebut DIARE PERSISTEN dan diare denagn darah dalam tinja dengan atau tanpa lendir disebut DISENTERI yang disebabkan oleh shigella
Biasanya bayi dehidrasi rewel dan gelisah dan jika berlanjut bayi menjadi letargis atau tidak sadar, karena bayi kehilangan cairan matanya menjadi cekung anak malas minum jika ia lemah dan tidak bisa minum tanpa dibantu dan jika dicubit kulit akan kembali dengan lambat atau sangat lambat. Cubit kulit perut dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk lihat apakah kulit itu kembali lagi dengan sangat lambat (lebih dari 2 detik), lambat atau segera.

KLASIFIKASI DERAJAT DEHIDRASI

Tanda dan Gejala
Klasifikasi
Terdapat 2 atau lebih tanda berikut :
·         Letargis atau tidak sadar
·         Mata Cekung
·         Tidak bisa minum atau malas minum
·         Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat
DIARE DEHIDRASI BERAT
Terdapat 2 atau lebih tanda berikut :
·         Gelisah atau rewel
·         Mata Cekung
·         Haus minum dengan lahap
·         Cubitan kulit perut kembali lambat
DIARE DEHIDRASI RINGAN /SEDANG
Tidak cukup tanda dehidrasi berat atau ringan/sedang
DIARE TANPA DEHIDRASI

KLASIFIKASI DIARE PERSISTEN
Ada dehidrasi
DIARE PERSISTEN BERAT
Tanpa dehidrasi
DIARE PERSISTEN

KLAIFIKASI DISENTRI
Darah dalam tinja
DISENTRI

5.      Demam
Anak dengan demam mungkin menderuta malaria, campak, demam berdarah atau penyakit berat lainnya
a.       Malaria
Demam merupakan tanda utama malaria dan anak dengan malaria mungkin menderita anemia kronis. Malaria berat adalah malaria dengan komplikasi seperti malaria serebral atau anemia berat.Harus mengetahui risiko malaria di daerah anda tinggi, rendah, atau tanpa resiko.Pada risiko rendah tanyakan apakah anak dapat berkunjung keluar dalam 2 minggu terakhir. dan pemeriksaan malaria dapat dilakukan dengan alat diagnostik cepat, praktis dan tepat. Ambil sediaan darah periksa RDT jika belum dalam 28 hari dan periksa mikroskopis darah jika pernah dilakukan RDT dalam 28 hari terakhir (tidak dilakukan untuk daerah tanpa resiko malaria)
Kemudian lanjutkan penilaian anak demam
·         Sudah berapa lama anak itu demam
·         Jika lebih dari 7 hari apakah demam setiap hari
·         Apakah pernah mendapat obat anti malaria dalam 2 minggu terakhir
·         Apakah anak menderita campak dalam 3 bulan terakhir
·         Apakah ada kaku kuduk
·         Apakah ada pilek
·         Lihat ada tanda campak yaitu ruam kemerahan yang menyeluruh dan salah satu dari batuk, pilek atau mata merah
b.      Campak
Demam dan ruam kemerahan yang menyeluruh adalah tanda utama campak. Campak disebabkan oleh virus yang merusak sistem kekebalan.
Jika anak sedang sakit campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir periksa adanya gejala komplikasi campak seperti : luka dimulut, nanah pada mata dan kekeruhan pada kornea
c.       Demam Berdarah Dengue
DBD adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah kasus maupun daerah yang terjangkit cenderung meningkat. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti
Lakukan penilaian untuk DBD hanya jika demam 2 hari sampai dengan 7 hari.
·         Apakah anak mengalami bintik merah dikulit atau perdarahan akibat  trombositopeni. Perdarahan dari hidung dan gusi sangat dimungkinkan disebabkan DBD
·         Apakah sering muntah bercampur darah /berwarna kopi
·         Apakah beraknya berwarna hitam
·         Apakah ada nyeri ulu hati
·         Apakah ada tanda syok ujung ekstermitas teraba dingin, nadi teraba lemah atau tidak teraba.
·         Bintik perdarahan di kulit (petekie)
·         Uji torniket (+) ditemukan sebanyak 10 /lebih petekie pada daerah seluas diameter 2,8 cm

KLASIFIKASI RISIKO TINGGI MALARIA
Tanda dan Gejala
Klasifikasi
Ada tanda bahaya umum
Kaku kuduk
PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM
Demam (pada anamnesa atau teraba panas atau suhu ≥ 37,5C)
Rapid Diagnostic test (RDT) positif
MALARIA
Demam (pada anamnesa atau teraba panas atau suhu ≥ 37,5C)
Rapid Diagnostic test (RDT) negatif
DEMAM MUNGKIN BUKAN MALARIA

KLASIFIKASI RISIKO RENDAH MALARIA
Tanda dan Gejala
Klasifikasi
Ada tanda bahaya umum
Kaku kuduk
PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM
Tidak ada pilek dan
Tidak ada campak
Tidak ada penyebab lain dari demam
MALARIA
Ada pilek atau
Ada campak atau
Ada penyebab lain dari demam
DEMAM MUNGKIN BUKAN MALARIA

KLASIFIKASI TANPA RISIKO  MALARIA
Tanda dan Gejala
Klasifikasi
Ada tanda bahaya umum atau
Kaku kuduk
PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM
Tidak ada tanda bahaya umum atau tidak ada kaku kuduk
DEMAM BUKAN MALARIA



KLASIFIKASI DEMAM UNTUK CAMPAK
Tanda dan Gejala
Klasifikasi
Ada tanda bahaya umum ATAU
Kekeruhan pada kornea mata ATAU
Lika dimulut yang dalam atau luas
CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI BERAT
Mata bernanah ATAU
Luka dimulut

CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI PADA MATA DAN/MULUT
Tidak ada tanda-tanda diatas
CAMPAK

KLASIFIKASI DEMAM UNTUK DBD
Tanda dan Gejala
Klasifikasi
Ada tanda –tanda syok atau gelisah ATAU
Muntah bercampur darah/seperti kopi  ATAU
Berak berwarna hitam ATAU
Bintik-bintik perdarahan dikulit (petekie) dan uji torniket positif ATAU
Sering muntah ATAU

DBD
Demam mendadak tinggi dan terus-menerus ATAU
Nyeri ulu hati atau gelisah ATAU
Bintik perdarahan di kulit

MUNGKIN DBD
Tidak ada tanda-tanda diatas
DEMAM MUNGKIN BUKAN DBD


6.      Masalah telinga
Jika anak menderita infeksi telinga, nanah terkumpul di belakang gendang telinga yang menyebabkan nyeri dan sering kali demam dan jika tidak diobati gendang telinga mungkin pecah.
·         Tanyakan apakah telinga anaknya sakit jika sakit ada infeksi telinga
·         Adakah nanah /cairan yang keluar dari telinga merupakan tanda infeksi dan tanyakan sudah berapa lama
·         Lihat adanya cairan /nanah keluar dari telinga
·         Raba adanya pembengkakan yang nyeri dibelakang telinga

KLASIFIKASI MASALAH TELINGA
Tanda dan Gejala
Klasifikasi
Pembengkakan yang nyeri di belakang telinga
MASTOIDITIS
Tampak cairan /nanah dari telinga dan telah terjadi kurang dari 14 hari ATAU
Nyeri telinga

INFEKSI TELINGA AKUT
Tampak cairan /nanah dari telinga dan telah terjadi selama dari 14 hari ATAU lebih
Nyeri telinga

INFEKSI TELINGA KRONIS
Tidak sakit telinga DAN tidak ada cairan/nanah keluar dari telinga
TIDAK ADA INFEKSI TELINGA


7.      Memeriksa Status Gizi
Anak yang kurang gizi mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk berbagai jenis penyakit dan kematian. Menilai status gizi
·         Apakah anak kurus nampak tidak berlemak, seperti tulang dibungkus kulit (marasmus)
·         Raba pembengkakan pada kedua punggung kaki  akibat dari sejumlah besar cairan terkumpul dalam jaringan tubuh anak (kwashiokor)
·         Tentukan BB menurut panjang badan atau tinggi badan, apakah
-          BB/PB <-3 SD
-          BB/PB ≥ -3 SD - <-2 SD
-          BB/PB -2 SD - +2 SD
Menggunakan indikator
-          > +3 SD : obesitas
-          >+ 2 SD : gemuk
-          >+1 SD  : risiko gemuk
-          O            : median gizi baik
-          < -1 SD  : normal atau gizi baik
-          <-2 SD   : kurus atau gizi kurang
-          < -3 SD   : sangat kurus atau gizi buruk


KLASIFIKASI STATUS GIZI

Tanda dan Gejala
Klasifikasi
Badan sangat kurus ATAU
BB/PB (TB) < -3 SD ATAU
Bengkak pada kedua punggung kaki
SANGAT KURUS DAN ATAU ANEMIA
Badan kurus ATAU
BB/PB (TB) ≥ -3 SD - < -2 SD

KURUS
BB/PB (TB) – 2 SD - + 2 SD DAN
Tidak ditemukan tanda-tanda kelainan gizi diatas

NORMAL

8.      Anemia
Kekurangan zat besi pada makanan dapat menyebabkan anemia atau dari penyakit malaria yang dapat menghancurkan sel darah merah dan parasit seperti cacing yang dapat terjadi perdarahan
Menilai Anemia
·         Lihat tanda kepucatan pada telapak tangan yang merupakan tanda anemia dan bandingkan telapak tangan anak dengan telapak tangan anda dikatakan agak pucat jika kulit telapak tangan anak itu pucat dan dikatakan sangat pucat jika telapak tangan kelihatan putih. Kepucatan dapat dilihat juga melalui konjungtiva

KLASIFIKASI ANEMIA
Tanda dan Gejala
Klasifikasi
Telapak tangan sangat pucat
 ANEMIA BERAT
Telapak tangan agak pucat
ANEMIA
Tidak ditemukan tanda kepucatan pada telapak tangan
TIDAK ANEMIA


9.      Status Imunisasi Anak
Sesudah diterbitkannya SK Menkes RI no 1611/MENKES/SK/XI/2005 tentang pedoman penyelenggaraan imunisasi, jadwal pemberian imunisasi berbeda untuk kelahiran di rumah dan sarana kesehatan dimana vaksin DPT dan Hepatitis B tercampur dalam satu suntikan yang disebut combo

JADWAL IMUNISASI DI RUMAH
UMUR
JENIS VAKSIN
TEMPAT
0-7 hari
HB 0
Rumah
1 bulan
BCG, Polio 1
Posyandu
2 bulan
DPT/HB1, Polio 2
Posyandu
3 bulan
DPT/HB 2, Polio 3
Posyandu
4 bulan
DPT/HB3, Polio 4
Posyandu
9 bulan
Campak
Posyandu

JADWAL IMUNISASI DI TEMPAT PELAYANAN KESEHATAN

UMUR
JENIS VAKSIN
TEMPAT
0 hari
HB 0, BCG, Polio 1
RS/RB/Bidan
2 bulan
DPT/HB1, Polio 2
RS/RB/Bidan
3 bulan
DPT/HB 2, Polio 3
RS/RB/Bidan
4 bulan
DPT/HB3, Polio 4
RS/RB/Bidan
9 bulan
Campak
RS/RB/Bidan

10.  Pemberian Vitamin A
Untuk pemberian Vitamin A periksa status pemberian vitamin A pada semua anak yang berumur 6 bulan – 5 tahun dan catat pada kolom KMS, tidak ada kontra indikasi
JADWAL PEMBERIAN VITAMIN A
Pemberian setiap Pebruari dan Agustus
Umur 6 bulan – 11 bulan : 100.000 IU (warna biru)
Umur 12 bulan-5 tahun    : 200.000 IU (warna merah)

IV.             TINDAKAN DAN PENGOBATAN
1.      Menentukan perlunya dilakukan rujukan segera
Rujukan untuk klasifikasi berat dengan lajur berwarna merah muda
-          Pneumonia berat/penyakit berat
-          Diare dehidrasi berat
-          Diare persisten berat
-          Penyakit berat dengan demam
-          Campak dengan komplikasi berat
-          DBD
-          Mastoiditis
-          Sangat kurus dan atau edema
-          Anemia berat

2.      Menentukan tindakan /pengobatan pra rujukan
Bila anak memerlukan rujukan segera harus cepat ditentukan tindakan yang paling dibutuhkan dan segera diberikan
-          Beri dosis pertama antibiotik
-          Beri dosis suntikan artemeter untuk malaria berat (daerah risiko tinggi atau rendah)
-          Beri dosis pertama vitamin A
-          Beri cairan intravena pada anak DBD dengan syok
-          Cegah agar gula darah tidak turun (termasuk pemberian ASI, susu atau air gula)
-          Beri dosis pertama suntikan antibiotik
-          Beri dosis pertama obat antimalaria oral
-          Beri dosis pertama parasetamol jika demam tinggi (38,5C atau lebih) atau nyeri akibat mastoiditis
-          Beri tetes /salep mata tetrasiklin atau kloramfenikol tanpa kortikosteroid (bila ada kekeruhan kornea atau mata bernanah)
-          Beri ASI dan larutan oralit selama perjalanan ke RS

3.      Merujuk anak
-          Menjelaskan pentingnya rujukan dan minta persetujuan untuk membawa anaknya ke RS
-          Hilangkan kekhawatiran ibu dan bantu untuk mengatasi setiap masalah
-          Tulis surat rujukan untuk dibawa ke RS
-          Membawa peralatan yang diperlukan selama perjalanan ke RS


4.      Menentukan tindakan dan pengobatan untuk anak yang tidak memerlukan rujukan
Anak yang tidak memerlukan rujukan dapat ditangani di klinik saudara yaitu yang mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
-          Batuk : bukan pneumonia
-          Diare dehidrasi ringan /sedang
-          Diare tanpa dehidrasi
-          Diare persisten
-          Anemia
-          Kurus
-          Infeksi telinga kronis
-          Demam : bukan DBD
-          Demam : bukan malaria
-          Campak dengan komplikasi dimulut dan mata

  Tindakan dan pengobatan untuk anak yang tidak memerlukan rujukan
a.                                                              Memilih obat oral yang sesuai dan menentukan dosisnya dan jadwal pemberian
-                                       Memberi antibiotik oral yang sesuai
-                                       Memberi obat anti malaria artemisin combination therapi (ACT)
-                                       Parasetamol pada demam tinggi > 38.5 C dan nyeri telinga
-   Memberi vit A pada campak tanpa komplikasi hanya pada hari 1 sebagai suplemen pada semua balita umur 6 bulan. Kapsul biru (100.000 IU) pada umur 6 bln – 11 bulan, kapsul merah (200.000 IU) pada umur 12 bulan – 5 tahun. Diberikan setiap 6 bulan sekali (Pebruari dan Agustus)
-                                       Memberi Zat besi dalam bentuk tablet dan sirup

b.        Memberikan cairan tambahan dan tablet zinc untuk diare dan melanjutkan pemberian makanan (Zinc adalah zat mikro yang penting untuk kesehatan dan pertumbuhan dan zinc sangat diperlukan dalam proses kesembuhan) kecuali pada bayi muda
-       Rencana terapi A (penanganan diare di rumah) diare tanpa dehidrasi dengan memberi cairan semaunya, beri tablet zinc, lanjutkan pemberian makan, dan kunjungan ulang
-       Rencana terapi B (penanganan dehidrasi ringan /sedang dengan oralit) dengan pemberian oralit 3 jam pertama dan segera dirujuk
-       Rencana terapi C (penanganan di RS)  dengan rehidrasi melalui  intravena/menggunakan pipa nasogastrik pada dehidrasi berat
-       Menangani diare persisiten dengan memerlukan makanan khusus
-       Mengobati disentri yaitu dengan kotrimoksasol/asam nalidiksat
-       Tindakan dan pengobatan infeksi lokal salep mata dengan tetrasiklin/kloramfenikol, mengeringkan telinga dengan kertas penyerap, luka dimulut dengan Gentian violet
-       Memberi imunisasi setiap anak sakit sesuai kebutuhan
c.              Kunjungan ulang

V.                KONSELING BAGI IBU
Sangat penting menyediakan waktu untuk menasehati ibu dengan cermat dan menyeluruh. Konseling memerlukan keterampilan komunikasi, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan mengecek pemahaman ibu. Konseling yang dapat diberikan:
a.       Mengajari ibu cara pemberian obat di rumah
b.      Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah
c.       Mengajari ibu cara mencampur dan memberi oralit
d.      Anjuran makan untuk anak sehat maupun sakit
e.       Menilai cara pemberian makan anak
f.       Menentukan masalah pemberian makan anak
g.      Menasehati ibu tentang masalah pemberian makan anak
h.      Menasehati ibu tentang pemberian cairan selama anak sakit
i.        Menasehati ibu kapan harus kembali ke petugas kesehatan

VI.             KUNJUNGAN ULANG UNTUK PELAYANAN TINDAK LANJUT

Untuk kunjungan ulang gunakan kotak pelayanan tindak lanjut yang sesuai klasifikasi sebelumnya
Jika anak mempunyai masalah baru, lakukan penilaian klasifikasi dan tindakan terhadap masalah baru tersebut seperti pada bagan PENILAIAN, KLASIFIKASI DAN TINDAKAN/PENGOBATAN ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
*Kunjungan ulang sesudah 2 hari pada  
   masalah :
a.                   Pneumonia
b.                  Diare persisiten
c.           Disentri
d.          Malaria, Demam mungkin bukan  
  malaria
e.           Demam bukan malaria
f.           Campak dengan komplikasi pada  
  mata dan mulut
g.          Mungkin DBD,Demam mungkin
  bukan DBD
h.          Infeksi telinga akut

* Kunjungan ulang setelah 5 hari
- Infeksi telinga kronis
- Masalah pemberian makan

*Kunjungan ulang setelah 14 hari
-       Anak kurus
-       Anemia





Tidak ada komentar:

Posting Komentar