Selasa, 17 Mei 2016

hiperemesis gravidarum


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Hiperemesis gravidarum merupakan penyakit yang khas karena tidak semua orang mengalami, melainkan hanya dapat ditemukan pada wanita hamil. Ciri khas yang paling menonjol yaitu mual dan muntah, dan biasanya terjadi pada pagi hari sehingga biasa disebut dengan “morning sickness”.
Secara etiologi faktor penyebab dari hiperemesis gravidarum belu diketahui secara pasti, namun banyak faktor yang telah dikemukakan mulai dari faktor prediposisi, faktor organik, faktor psikologik, hingga faktor endokrin. Penatalaksanaannya pun bertahap bergantung pada manifestasi klinis. Hiperemesis dianggap ringan bila bisa dirawat dirumah dan tidak memerlukan perawatan secara intensif di rumah sakit. Pemberian health education sangatlah penting supaya kondisi fisik maupun psikologis menjadi lebih baik. Bila terjadi dehidrasi tidak sampai berat, nutrisi dapat terpenuhi mengingat ibu hamil sangat perlu asupan nutrisi untuk dirinya maupun janinnya.

1.2 Tujuan
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada hiperemesis gravidarum ringan.
Tujuan Khusus
- Mengkaji data pasien serta menganalisisnya
- Menegakkan diagnosa kebidanan dan menentukan prioritas masalah klien
- Menyusun rencana tindakan pada ibu hiperemesis gravidarum ringan
- Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan hiperemesis gravidarum ringan
- Mengevaluasi hasil tindakan
1.3 Sistematika Penulisan
I BAB I PENDAHULUAN
II BAB II LAPORAN PENDAHULUAN
III BAB III TINJAUAN KASUS
IV BAB IV PENUTUP

BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN

I. Definisi
- Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi
(Sinopsis Obstetri 1, 195)
- Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk
(Kapita Selekto 1, 259)
- Hiperemesis gravidarum tingkat 1 adalah muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum, menimbulkan rasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan turun dan nyeri epigastrum. Frekuensi nadi pasien naik sekitar 100x permenit, tekanan darah sistolik turun, turgor kulit berkurang, lidah kering dan mata cekung
(Kapita Selekto 1, 259)

II. Etiologi
Belum diketahui secara pasti, faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan:
1. Primigravida, molatudatidosa, diabetes, kehamilan ganda akibat kenaikan HCG
2. Faktor organik : alergi, masuknya vili korialis dalam sirkulasi maternal, perubahan metabolik
3. Faktor psikologi : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan sebagainya.
4. Faktor endokrin : hipertyroid, diabetes, progesteron yang menyebabkan pengosongan lambung menurun pada awal kehamilan

III. Patofisiologi
Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat. Mual muntah terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi, hiponatremia, hipokeoremia, penurunan klorida urin selanjutnya terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jaringan dan menyebabkan tertimbulnya zat toksik. Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna sehingga terjadi ketosis, hipokalemia akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan selanjutnya menambah frekuensi muntah dan merusak hepar. Selaput lendir esofagus dan lambung dapat robek (Sindrom Mallory-Weiss) sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal. Jantung atrofi, kecil di biasanya. Terdapat perdarahan pada otak, terdapat degenerasi lemak pada tubuh kontorfi serta ginjal tampak pucat.

IV. Manifestasi Klinis
1. Tingkat I
Mual dan muntah terus menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan turun, dan rasa nyeri di epigastrum, nadi sekitar 100x permenit, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering, mata cekung
2. Tingkat II
Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, BB turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oligari dan konstipasi dapat pula terjadi asetonuria dan dari nafas keluar bau aseton.
3. Tingkat III
Keadaan umum mulai jelek, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma nadi kecil, halus dan cepat, dehidrasi hebat. Suhu badan naik dan tensi turun sekali, ikterus. Komplikasi yang dapat berakibat total terjadi pada susunan saraf pusat (enselopati wernickle) dengan adanya nigtamus, diplopia, perubahan mental.

V. Pemeriksaan Penunjang
Elektrolit darah dan urinalisis

VI. Komplikasi
Enselopati Wernikle dengan gejala nigtamus, diplopia dan perubahan mental serta payah hati dengan gejala timbulnya ikterus

VII. Diagnosis
Dari anamnesa didapatkan amenore, tanda kehamilan muda, dan muntah terus menerus. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan pasien lemah, apatis sampai koma, nadi meningkat sampai 100x permenit, suhu meningkat, tekanan darah menurun, atau ada tanda dehidrasi lain. Pada pemeriksaan elektrolit darah ditemukan kadar natrium klorida turun pada pemeriksaan klorida urin kadar klorida turun dan dapat ditemukan keton.

VIII. Diagnosis Banding
Muntah karena gostritis, ulkus peptikum, hepatitis, kolesistitus, pielonefritis dan lain-lain.

IX. Penatalaksanaan
1. Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu-ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut. Juga tentang diit ibu hamil, jangan makan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit-sedikit namun sering. Jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa oyong, mual dan muntah. Detekasi hendaknya diusahakan teratur.
2. Terapi obat, menggunakan sedative (luminal, stesolid), vitamin (B1 dan B6) anti muntah (Mediamer B6, diammamin, avopres, avomin, torecan) antasida dan anti mules

3. Hiperemis tingkat II dan III harus dirawat inap di RS :
- Kadang beberapa wanita, hanya tidur di RS saja, telah banyak mengurangi mual muntahnya
- Isolasi. Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk. Kadang tanpa pengobatan khusus telah mengurangi mual dan muntah
4. Terapi psikologik
Berikan pengertian, bahwa kehamilan adalah hal yang wajar, normal dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir. Cari dan coba hilangkan taktor psiklogis seperti keadaan sosio ekonomi, pekerjaan serta lingkungan.
5. Penambahan cairan. Berikan infus dextrosa atau glukosa 5% sebanyak 2-3 uter dalam 24 jam.
6. Pada beberapa kasus bila therapy tidak dapat cepat memperbaiki keadaan umum penderita, dapat dipertimbangkan suatu abortus buatan.

BAB III
TINJAUAN KASUS

I. Pengkajian
A. Data Subjektif
Tgl : 20 Maret 2008 Jam : 09.00 Oleh : Evi Yuli S
1. Identitas

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mual muntah setiap di pagi hari 6x sehari sejak seminggu, nafsu makan menurun dan kepala pusing
3. Riwayat Kebidanan
3.1 Riwayat Menstruasi
siklus menstruasi : 30 hari menarche : 14 tahun
lama : 7 hari HPHT : 03-03-2008
warna : merah TP : 10-12-2008
bau : amis
flour albus : tidak ada
3.2 Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu
3.3 Riwayat Kehamilan ini/ANC/x :
a. Trimester 1 : ANC 2x di BPS Bunda, TT 1x
b. Trimester 2 : -
c. Trimester 3 : -
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita
Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit menular dan menurun seperti TBC, hepatitis, DM, jantung
b. Riwayat penyakit keluarga atau keturunan
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak mempunyai riwayat penyakit menular dan menurun seperti TBC, asma, DM, hipertensi, jantung
c. Perilaku Kesehatan
Ibu tidak minum jamu-jamuan, tidak memelihara hewan peliharaan tidak minum-minumani keras dan tidak merokok
5. Riwayat Psikososial
- respon ibu dan keluarga : keluarga menerima baik kehamilannya
- persepsi ibu terhadap respon keluarga : ibu senang dengan sambutan keluarga karena kehamilan ini direncanakan dan diharapkan
- persepsi ibu terhadap kelahiran : ibu mengatakan takut dengan proses kelahiran
- persepsi ibu terhadap lingkungan : ibu senang dengan sambutan-sambutan dan ucapan selamat dengan masyarakat
6. Pola kehidupan sehari-hari
a. Pola nutrisi
sebelum hamil : ibu mengatakan makan sehari 3x dengan porsi sedang (nasi, sayur dan lauk serta buah), air putih ( 8 gelas
selama hamil : ibu mengatakan makan sehari 2x dengan porsi kecil (nasi, sayur dan lauk serta buah), air putih ( 6 gelas
b. Pola eliminasi
sebelum hamil : Ibu mengatakan BAB 1x sehari tiap pagi, konsistensi lunak, BAK ( 5x sehari warna kuning jernih
selama hamil : Ibu mengatakan BAB 1x selama 2 hari, konsistensi lunak BAK ( 5x sehari warna kuning jernih
c. Pola aktivitas
sebelum hamil : Ibu mengatakan setiap hari mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, memasak, bersih-bersih
selama hamil : Ibu mengatakan lebih mengurangi aktivitasnya dan banyak beristirahat
d. Pola istirahat atau  tidur
sebelum hamil : Ibu mengatakan tidur pada malam selama ( 7 jam dan 1 jam pada siang hari
selama hamil : Ibu mengatakan tidur malam ( 6 jam dan siang 2 jam
e. Pola personal hygiene
sebelum hamil : Ibu mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi, mengganti baju 2x sehari, keramas 3x seminggu
selama hamil : Ibu mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi, mengganti baju 2x sehari, keramas 2x seminggu


B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran : composmentis
b. Keadaan umum : baik
c. TB/BB : 160 cm/48 kg
d. TTV :
TD : 100/60 mm Hg Nadi  : 100xpermenit
Suhu : 378 oC RR : 20xpermenit
e. BB sebelum hamil : 49 kg
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
kepala : rambut tipis, tidak ada ketombe
muka : tidak ada oedem, pucat, ada cloasma gravidanem
mata : conjungtiva anemis, sklera tidak ikterus
hidung : tidak ada sekret, tidak ada polip
mulut : tidak ada stomatitis, gigi tidak caries, lidah sedikit kering
telinga : simetris, tidak ada secret
leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan vena jugularis
axila : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
dada dan payudara : simetris, putting menonjol, tidak ada pembengkakan
abdomen : tidak ada bekas luka, terdapat linea
vulva : warna pucat, tidak ada pengeluaran, tidak ada oedem + varises
perineum : tidak ada bekas luka jahitan
anus : tidak ada hemoroid
ekstremitas : tidak ada varises dan oedem

b. Palpasi
kepala : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
leher : tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan tidak ada pembesaran vena jugularis
axial : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
payudara : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, tidak ada keluaran
abdomen : ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
ektremitas : tidak ada nyeri tekan, tidak ada oedem
c. Auskultasi
dada : pernapasan teratur, tidak ada ronchi dan wheezing, detak jantung teratur
abdomen : bising usus +
d. Perkusi
reflek patela : +
3. Pemeriksaan khusus
ukuran panggul luar
a. Distansia spinanem : 25 cm
b. Distansia cristarum : 28 cm
c. Bodeloque : 18 cm
d. Lingkar panggul : 80 cm
4. Pemeriksaan Penunjang
pemeriksaan laboratorium
Hb darah : 7 gr %
Albumen : -


C. Identifikasi Masalah atau Diagnosa
Tgl : 20 Maret 2008
- Diagnosa ; Ny “M” G1 P00000 dengan hiperemesis (pravidarum ringan
- Data Dasar
S : Ibu mengatakan mual dan muntah 4x sehari sejak seminggu yang lalu, pusing dan nafsu makan menurun
O : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV : TD : 100/60 mm Hg Suhu : 378 o C
N   : 100xpermenit RR : 20xpermenit
Turgor : kurang
Mata : cekung, conjungtiva anemis
Lidah : kering

D. Antisipasi Diagnosa Potensial
- Nekrosis lobulus hepar
- Degeneratif ginjal
- Polyneuritis

E. Identifikasi Kebutuhan Segera
1. Pemberian cairan infus
2. Pemberian nutrisi sesuai kondisi
3. Pemberian sedativa

F. Intervensi
Hari/tgl : Kamis, 20 Maret 2008
Diagnosa : Ny “M” G1 P00000 dengan hiperemesis gravidarum ringan
Kriteria : 1. Mual dan muntah berkurang
2. Selera makan bertambah
3. Tanda-tanda vital membaik

Intervensi :
1. Lakukan pendekatan dengan klien
Rasional terjalin kepercayaan dan kerjasama yang baik dengan tenaga kesehatan
2. Berikan obat anti muntah
Rasional mual muntah dapat berkurang sehingga kondisi menjadi lebih baik
3. Berikan HE tentang :
1. Makan makanan dalam porsi kecil tetapi sering
2. Menghindari makanan berlemak karena dapat menyebabkan mual
3. Berikan pengertian bahwa mual dan muntah merupakan hal yang fisiologis yang dialami setiap wanita hamil
4. Jangan langsung berdiri di waktu pagi karena akan terasa mual dan muntah
5. Deteksi usahakan teratur
Rasional dengan memberikan HE diharapkan klien memahami dan dapat mengatasi keluhan yang dialami
6. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
Rasional fungsi independent
7. Berikan tablet Fe sebagai penambah darah
Rasional anemia dapat berkurang dan kondisi semakin membaik

G. Implementasi
Hari/tgl ; Kamis, 20 Maret 2008
Diagnosa : Ny “M” G1 P 00000 dengan Hiperemesis gravidarum ringan
Implementasi
1. Melakukan pendekatan dengan klien
2. Memberikan obat anti muntah
3. Memberikan HE
4. Berkolaborasi dengan dokter  dalam pemberian terapi
5. Memberikan tablet Fe sebagai penambah darah

H. Evaluasi
Tgl : 21 Maret 2008 Jam : 09.00
Diagnosa : Ny “M” G1 P00000 dengan Hiperemesis Gravidarum Ringan.
S : Ibu mengatakan kondisinya sudah lebih baik, mual dan muntah berkurang, tidak pusing dan dapat makan sedikit demi sedikit
O : KU : baik
Kesadaran  : composmentis
TTV : TD : 110/70 mm Hg Suhu  : 37o C
                   N  : 80x/menit RR     : 24x/menit
Turgor : baik
Lidah   : tidak kering
A : Ny  “M” G1 P00000 dengan hiperemesis gravidarum ringan
P : rencana dilanjutkan

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari asuhan kebidanan yang telah kami susun, agar pembaca mengetahui mengenai hiperemesis gravidarum ringan, penyebab, gejala dan manifestasi klinis hingga pada penatalaksanaan. Hiperemesis gravidarum merupakan penyakit yang khas untuk kehamilan, karena penyakit ini hanya terdapat pada wanita yang hamil terutama pada wanita yang hamil muda yaitu trimester I.
Sebagian besar wanita dengan hiperemesis gravidarum ringan mengalami penurunan berat badan, mata cekung, konjungtiva anemis, lidah kering dan nyeri epigastrum. Tetapi penatalaksanaan tidak terlalu intensif seperti tingkat II dan III. Rawat jalan atau dirawat di rumah bisa dilakukan dengan pemberian terapi anti muntah serta pengaturan pola makan supaya asupan nutrisi dapat terpenuhi.

4.2 Saran
4.2.1 Bagi Petugas
Meningkatkan peran bidan pada fungsi sebagai pelaksana kebidanan lebih meningkatkan kemampuan serta keterampilan yang di miliki
4.2.2 Bagi Pembaca
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat didalamnya. Oleh karena itu, kami mengharap saran yang membangun dari pembaca sebagai penyempurna dari makalah asuhan kebidanan yang telah kami susun.

DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jilid I. Jakarta : EGC.

Sastrawinata, Sulaeman. 1984. Obstetri Patologi. Bandung : Elstar Offset.

Sastrawijaya, Sulaeman. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung : Elstar Offset.

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2005.

BAB I
PENDAHULUAN 

1.1 Latar Belakang 
Hiperemesis gravidarum merupakan penyakit yang khas karena tidak semua orang mengalami, melainkan hanya dapat ditemukan pada wanita hamil. Ciri khas yang paling menonjol yaitu mual dan muntah, dan biasanya terjadi pada pagi hari sehingga biasa disebut dengan “morning sickness”. 
Secara etiologi faktor penyebab dari hiperemesis gravidarum belu diketahui secara pasti, namun banyak faktor yang telah dikemukakan mulai dari faktor prediposisi, faktor organik, faktor psikologik, hingga faktor endokrin. Penatalaksanaannya pun bertahap bergantung pada manifestasi klinis. Hiperemesis dianggap ringan bila bisa dirawat dirumah dan tidak memerlukan perawatan secara intensif di rumah sakit. Pemberian health education sangatlah penting supaya kondisi fisik maupun psikologis menjadi lebih baik. Bila terjadi dehidrasi tidak sampai berat, nutrisi dapat terpenuhi mengingat ibu hamil sangat perlu asupan nutrisi untuk dirinya maupun janinnya. 

1.2 Tujuan 
Tujuan Umum 
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada hiperemesis gravidarum ringan.
Tujuan Khusus 
- Mengkaji data pasien serta menganalisisnya 
- Menegakkan diagnosa kebidanan dan menentukan prioritas masalah klien 
- Menyusun rencana tindakan pada ibu hiperemesis gravidarum ringan 
- Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan hiperemesis gravidarum ringan 
- Mengevaluasi hasil tindakan 
1.3 Sistematika Penulisan 
I BAB I PENDAHULUAN 
II BAB II LAPORAN PENDAHULUAN 
III BAB III TINJAUAN KASUS 
IV BAB IV PENUTUP 

BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN 

I. Definisi 
- Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi 
(Sinopsis Obstetri 1, 195)
- Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk 
(Kapita Selekto 1, 259)
- Hiperemesis gravidarum tingkat 1 adalah muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum, menimbulkan rasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan turun dan nyeri epigastrum. Frekuensi nadi pasien naik sekitar 100x permenit, tekanan darah sistolik turun, turgor kulit berkurang, lidah kering dan mata cekung 
(Kapita Selekto 1, 259)

II. Etiologi 
Belum diketahui secara pasti, faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan:
1. Primigravida, molatudatidosa, diabetes, kehamilan ganda akibat kenaikan HCG 
2. Faktor organik : alergi, masuknya vili korialis dalam sirkulasi maternal, perubahan metabolik 
3. Faktor psikologi : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan sebagainya.
4. Faktor endokrin : hipertyroid, diabetes, progesteron yang menyebabkan pengosongan lambung menurun pada awal kehamilan 

III. Patofisiologi 
Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat. Mual muntah terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi, hiponatremia, hipokeoremia, penurunan klorida urin selanjutnya terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jaringan dan menyebabkan tertimbulnya zat toksik. Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna sehingga terjadi ketosis, hipokalemia akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan selanjutnya menambah frekuensi muntah dan merusak hepar. Selaput lendir esofagus dan lambung dapat robek (Sindrom Mallory-Weiss) sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal. Jantung atrofi, kecil di biasanya. Terdapat perdarahan pada otak, terdapat degenerasi lemak pada tubuh kontorfi serta ginjal tampak pucat. 

IV. Manifestasi Klinis 
1. Tingkat I
Mual dan muntah terus menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan turun, dan rasa nyeri di epigastrum, nadi sekitar 100x permenit, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering, mata cekung
2. Tingkat II
Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, BB turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oligari dan konstipasi dapat pula terjadi asetonuria dan dari nafas keluar bau aseton.
3. Tingkat III
Keadaan umum mulai jelek, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma nadi kecil, halus dan cepat, dehidrasi hebat. Suhu badan naik dan tensi turun sekali, ikterus. Komplikasi yang dapat berakibat total terjadi pada susunan saraf pusat (enselopati wernickle) dengan adanya nigtamus, diplopia, perubahan mental. 

V. Pemeriksaan Penunjang 
Elektrolit darah dan urinalisis 

VI. Komplikasi 
Enselopati Wernikle dengan gejala nigtamus, diplopia dan perubahan mental serta payah hati dengan gejala timbulnya ikterus

VII. Diagnosis 
Dari anamnesa didapatkan amenore, tanda kehamilan muda, dan muntah terus menerus. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan pasien lemah, apatis sampai koma, nadi meningkat sampai 100x permenit, suhu meningkat, tekanan darah menurun, atau ada tanda dehidrasi lain. Pada pemeriksaan elektrolit darah ditemukan kadar natrium klorida turun pada pemeriksaan klorida urin kadar klorida turun dan dapat ditemukan keton. 

VIII. Diagnosis Banding 
Muntah karena gostritis, ulkus peptikum, hepatitis, kolesistitus, pielonefritis dan lain-lain. 

IX. Penatalaksanaan 
1. Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu-ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut. Juga tentang diit ibu hamil, jangan makan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit-sedikit namun sering. Jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa oyong, mual dan muntah. Detekasi hendaknya diusahakan teratur. 
2. Terapi obat, menggunakan sedative (luminal, stesolid), vitamin (B1 dan B6) anti muntah (Mediamer B6, diammamin, avopres, avomin, torecan) antasida dan anti mules

3. Hiperemis tingkat II dan III harus dirawat inap di RS :
- Kadang beberapa wanita, hanya tidur di RS saja, telah banyak mengurangi mual muntahnya
- Isolasi. Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk. Kadang tanpa pengobatan khusus telah mengurangi mual dan muntah
4. Terapi psikologik 
Berikan pengertian, bahwa kehamilan adalah hal yang wajar, normal dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir. Cari dan coba hilangkan taktor psiklogis seperti keadaan sosio ekonomi, pekerjaan serta lingkungan.
5. Penambahan cairan. Berikan infus dextrosa atau glukosa 5% sebanyak 2-3 uter dalam 24 jam.
6. Pada beberapa kasus bila therapy tidak dapat cepat memperbaiki keadaan umum penderita, dapat dipertimbangkan suatu abortus buatan. 

BAB III
TINJAUAN KASUS

I. Pengkajian 
A. Data Subjektif 
Tgl : 20 Maret 2008 Jam : 09.00 Oleh : Evi Yuli S
1. Identitas 
2. Keluhan Utama 
Ibu mengatakan mual muntah setiap di pagi hari 6x sehari sejak seminggu, nafsu makan menurun dan kepala pusing 
3. Riwayat Kebidanan 
3.1 Riwayat Menstruasi 
siklus menstruasi : 30 hari menarche : 14 tahun 
lama : 7 hari HPHT : 03-03-2008
warna : merah TP : 10-12-2008
bau : amis 
flour albus : tidak ada 
3.2 Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu 
3.3 Riwayat Kehamilan ini/ANC/x :
a. Trimester 1 : ANC 2x di BPS Bunda, TT 1x
b. Trimester 2 : -
c. Trimester 3 : -
4. Riwayat Kesehatan 
a. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita 
Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit menular dan menurun seperti TBC, hepatitis, DM, jantung
b. Riwayat penyakit keluarga atau keturunan 
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak mempunyai riwayat penyakit menular dan menurun seperti TBC, asma, DM, hipertensi, jantung 
c. Perilaku Kesehatan 
Ibu tidak minum jamu-jamuan, tidak memelihara hewan peliharaan tidak minum-minumani keras dan tidak merokok 
5. Riwayat Psikososial 
- respon ibu dan keluarga : keluarga menerima baik kehamilannya 
- persepsi ibu terhadap respon keluarga : ibu senang dengan sambutan keluarga karena kehamilan ini direncanakan dan diharapkan 
- persepsi ibu terhadap kelahiran : ibu mengatakan takut dengan proses kelahiran 
- persepsi ibu terhadap lingkungan : ibu senang dengan sambutan-sambutan dan ucapan selamat dengan masyarakat
6. Pola kehidupan sehari-hari 
a. Pola nutrisi 
sebelum hamil : ibu mengatakan makan sehari 3x dengan porsi sedang (nasi, sayur dan lauk serta buah), air putih ( 8 gelas 
selama hamil : ibu mengatakan makan sehari 2x dengan porsi kecil (nasi, sayur dan lauk serta buah), air putih ( 6 gelas 
b. Pola eliminasi 
sebelum hamil : Ibu mengatakan BAB 1x sehari tiap pagi, konsistensi lunak, BAK ( 5x sehari warna kuning jernih 
selama hamil : Ibu mengatakan BAB 1x selama 2 hari, konsistensi lunak BAK ( 5x sehari warna kuning jernih 
c. Pola aktivitas 
sebelum hamil : Ibu mengatakan setiap hari mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, memasak, bersih-bersih 
selama hamil : Ibu mengatakan lebih mengurangi aktivitasnya dan banyak beristirahat 
d. Pola istirahat atau  tidur 
sebelum hamil : Ibu mengatakan tidur pada malam selama ( 7 jam dan 1 jam pada siang hari 
selama hamil : Ibu mengatakan tidur malam ( 6 jam dan siang 2 jam 
e. Pola personal hygiene  
sebelum hamil : Ibu mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi, mengganti baju 2x sehari, keramas 3x seminggu
selama hamil : Ibu mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi, mengganti baju 2x sehari, keramas 2x seminggu


B. Data Obyektif 
1. Pemeriksaan Umum 
a. Kesadaran : composmentis 
b. Keadaan umum : baik 
c. TB/BB : 160 cm/48 kg 
d. TTV :
TD : 100/60 mm Hg Nadi  : 100xpermenit 
Suhu : 378 oC RR : 20xpermenit 
e. BB sebelum hamil : 49 kg 
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi 
kepala : rambut tipis, tidak ada ketombe 
muka : tidak ada oedem, pucat, ada cloasma gravidanem
mata : conjungtiva anemis, sklera tidak ikterus 
hidung : tidak ada sekret, tidak ada polip 
mulut : tidak ada stomatitis, gigi tidak caries, lidah sedikit kering
telinga : simetris, tidak ada secret 
leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan vena jugularis 
axila : tidak ada pembesaran kelenjar limfe 
dada dan payudara : simetris, putting menonjol, tidak ada pembengkakan 
abdomen : tidak ada bekas luka, terdapat linea 
vulva : warna pucat, tidak ada pengeluaran, tidak ada oedem + varises
perineum : tidak ada bekas luka jahitan 
anus : tidak ada hemoroid 
ekstremitas : tidak ada varises dan oedem 

b. Palpasi 
kepala : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan 
leher : tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan tidak ada pembesaran vena jugularis 
axial : tidak ada pembesaran kelenjar limfe 
payudara : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, tidak ada keluaran 
abdomen : ada nyeri tekan, tidak ada benjolan 
ektremitas : tidak ada nyeri tekan, tidak ada oedem
c. Auskultasi 
dada : pernapasan teratur, tidak ada ronchi dan wheezing, detak jantung teratur 
abdomen : bising usus +
d. Perkusi 
reflek patela : +
3. Pemeriksaan khusus 
ukuran panggul luar 
a. Distansia spinanem : 25 cm 
b. Distansia cristarum : 28 cm 
c. Bodeloque : 18 cm 
d. Lingkar panggul : 80 cm 
4. Pemeriksaan Penunjang 
pemeriksaan laboratorium 
Hb darah : 7 gr %
Albumen : -


C. Identifikasi Masalah atau Diagnosa  
Tgl : 20 Maret 2008
- Diagnosa ; Ny “M” G1 P00000 dengan hiperemesis (pravidarum ringan 
- Data Dasar 
S : Ibu mengatakan mual dan muntah 4x sehari sejak seminggu yang lalu, pusing dan nafsu makan menurun 
O : Keadaan umum : baik 
Kesadaran : composmentis 
TTV : TD : 100/60 mm Hg Suhu : 378 o C
N   : 100xpermenit RR : 20xpermenit
Turgor : kurang 
Mata : cekung, conjungtiva anemis 
Lidah : kering 

D. Antisipasi Diagnosa Potensial 
- Nekrosis lobulus hepar
- Degeneratif ginjal 
- Polyneuritis 

E. Identifikasi Kebutuhan Segera 
1. Pemberian cairan infus 
2. Pemberian nutrisi sesuai kondisi 
3. Pemberian sedativa 

F. Intervensi 
Hari/tgl : Kamis, 20 Maret 2008
Diagnosa : Ny “M” G1 P00000 dengan hiperemesis gravidarum ringan 
Kriteria : 1. Mual dan muntah berkurang 
2. Selera makan bertambah 
3. Tanda-tanda vital membaik 

Intervensi :
1. Lakukan pendekatan dengan klien 
Rasional terjalin kepercayaan dan kerjasama yang baik dengan tenaga kesehatan 
2. Berikan obat anti muntah 
Rasional mual muntah dapat berkurang sehingga kondisi menjadi lebih baik 
3. Berikan HE tentang :
1. Makan makanan dalam porsi kecil tetapi sering 
2. Menghindari makanan berlemak karena dapat menyebabkan mual
3. Berikan pengertian bahwa mual dan muntah merupakan hal yang fisiologis yang dialami setiap wanita hamil
4. Jangan langsung berdiri di waktu pagi karena akan terasa mual dan muntah 
5. Deteksi usahakan teratur 
Rasional dengan memberikan HE diharapkan klien memahami dan dapat mengatasi keluhan yang dialami 
6. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi 
Rasional fungsi independent 
7. Berikan tablet Fe sebagai penambah darah 
Rasional anemia dapat berkurang dan kondisi semakin membaik 

G. Implementasi 
Hari/tgl ; Kamis, 20 Maret 2008
Diagnosa : Ny “M” G1 P 00000 dengan Hiperemesis gravidarum ringan 
Implementasi 
1. Melakukan pendekatan dengan klien 
2. Memberikan obat anti muntah 
3. Memberikan HE
4. Berkolaborasi dengan dokter  dalam pemberian terapi 
5. Memberikan tablet Fe sebagai penambah darah 

H. Evaluasi 
Tgl : 21 Maret 2008 Jam : 09.00
Diagnosa : Ny “M” G1 P00000 dengan Hiperemesis Gravidarum Ringan. 
S : Ibu mengatakan kondisinya sudah lebih baik, mual dan muntah berkurang, tidak pusing dan dapat makan sedikit demi sedikit 
O : KU : baik 
Kesadaran  : composmentis 
TTV : TD : 110/70 mm Hg Suhu  : 37o C
                   N  : 80x/menit RR     : 24x/menit 
Turgor : baik
Lidah   : tidak kering 
A : Ny  “M” G1 P00000 dengan hiperemesis gravidarum ringan 
P : rencana dilanjutkan 

BAB IV
PENUTUP 

4.1 Kesimpulan 
Dari asuhan kebidanan yang telah kami susun, agar pembaca mengetahui mengenai hiperemesis gravidarum ringan, penyebab, gejala dan manifestasi klinis hingga pada penatalaksanaan. Hiperemesis gravidarum merupakan penyakit yang khas untuk kehamilan, karena penyakit ini hanya terdapat pada wanita yang hamil terutama pada wanita yang hamil muda yaitu trimester I.
Sebagian besar wanita dengan hiperemesis gravidarum ringan mengalami penurunan berat badan, mata cekung, konjungtiva anemis, lidah kering dan nyeri epigastrum. Tetapi penatalaksanaan tidak terlalu intensif seperti tingkat II dan III. Rawat jalan atau dirawat di rumah bisa dilakukan dengan pemberian terapi anti muntah serta pengaturan pola makan supaya asupan nutrisi dapat terpenuhi.

4.2 Saran 
4.2.1 Bagi Petugas 
Meningkatkan peran bidan pada fungsi sebagai pelaksana kebidanan lebih meningkatkan kemampuan serta keterampilan yang di miliki 
4.2.2 Bagi Pembaca 
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat didalamnya. Oleh karena itu, kami mengharap saran yang membangun dari pembaca sebagai penyempurna dari makalah asuhan kebidanan yang telah kami susun. 

DAFTAR PUSTAKA 

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jilid I. Jakarta : EGC.

Sastrawinata, Sulaeman. 1984. Obstetri Patologi. Bandung : Elstar Offset.

Sastrawijaya, Sulaeman. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung : Elstar Offset.

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2005. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar