BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di zaman
sekarang ini Pekerja Seks Komersial bukan lagi menjadi hal yang tak biasa
dikalangan masyarakat terutama remaja. Seperti diketahui bahwa PSK sangat
identik dengan penyakit-penyakit
kelamin. Namun penyakit yang terjadi pada wanita yang berhubungan dengan alat
reproduksinya sebagian besar kurang mendapat perhatian.
Penelitian menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit
menular ini semakin tinggi karena semakin bebasnya hubungan seksual. Dalam
melakukan hubungan seksual sebagian remaja tidak terlindungi dari pengaruh
lingkungan, sehingga menjadikan anak tersebut seorang pekerja seks komersial.
Namun tidak menutup kemungkinan wanita-wanita yang
status ekonominya rendah, ataupun ditinggal pasangannya menjadikan dia sebagai
seorang pekerja seks komersial (PSK) atau biasa disebut dengan pelacur.
Pelacuran menjadi hal yang problematis. Disatu sisi,
dalam stigna ajaran agama, pelacuran merupakan kemungkaran dan dosa. Sementara
disisi lain, pelacuran adalah kenyataan yang sulit diberantas, bahkan kian
mewabah dengan segala hal yang
melatarinya. PSK dalam menjalani pekerjaannya mempunyai alasan-alasan
yang berbeda-beda akan tetapi pada umumnya adalah mencari uang.
B. TUJUAN
a.
Untuk mengetahui pengertian PSK
b.
Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya PSK
c.
Untuk mengetahui penanggulangan masalah PSK
BAB II
PEMBAHASAAN
A. PENGERTIAN PSK
Sebelum istilah PSK diperkenalkan,
dahulu istilah yang kita kenal adalah pelacuran. Namun oleh kalangan feminis
diubah untuk mencoba mengangkat posisi sosial pelacur menjadi setara dengan
orang pencari nafkah lainnya, dan berlaku tidak hanya bagi perempuan saja
tetapi juga seseorang yang secara anatomis laki-laki, akan tetapi secara
psikologis merasa dan menganggap dirinya seorang perempuan.
Pekerja seks komersial adalah suatu
pekerjaan dimana seorang perempuan menggunakan atau mengeksploitasi tubuhya
dengan melakukan hubungan seksual untuk mendapatkan uang.
Saat ini tingkat kemoralan bangsa
Indonesia semakin terpuruk, hal ini terbukti dengan tingginya jumlah
pekerja seks komersial. Akibatnya, semakin banyak ditemukan penyakit menular
seksual. Profesi sebagai pekerja seks komersial dengan penyakit menular seksual
merupakan satu lingkaran setan. Biasanya penyakit menular seksual ini sebagian
besar diidap oleh PSK, dimana dalam menjajakan dirinya terhadap pasangan kencan
yang berganti-ganti tanpa menggunakan pengaman seperti kondom.
Permasalahan yang berkenaan dengan
pekerja seks diindonesia adalah tingkat perekonomian yang semakin mencekik
kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini sangat dirasakan oleh masyarakat
miskin, yang memaksa untuk menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan
hidup.
B. FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB PSK
1. Tidak
adanya undang-undang yang melarang pelacuran, juga tidak adanya
larangan-larangan terhadap orang-orang yang melakukan pelacuran.
2. Adanya
dorongan keinginan dan dorongan manusia untuk menyalurkan kebutuhan seks,
khususnya di luar ikatan perkawinan.
3. Memberontak
terhadap otoritas orang tua.
4. Adanya
kebutuhan seks yang normal akan tetapi tiadak dipuaskan oleh pihak suami,
misalnya karena suami impoten.
5. Ajakan
teman-teman sekampung atau sekota yang sudah terjun lebih dahulu dalam dunai
pelacuran.
6. Dekadensi
moral, merosotnya norma-norma susila dan keagamaan pada saat orang mengenyam
kesejahteraan hidup dan memutarbalikan nilai-nilai pernikahan sejati.
7. Bertemunya
macam-macam kebudayaan asing dan kebudayaan setempat.
8. Perkembangan
kota-kota, daerah-daerah, pelabuhan dan industri yang sangat cepat dan menyerap
banyak tenaga buruh serta pegawai.
9. Kesulitan
hidup atau tekanan ekonomi, kemiskinan.
10. Nafsu
seks yang abnormal.
11. Akibat
dari pergaulan bebas dan gaya hidup yang permisif.
12. Adanya
keinginan atau dorongan untuk menyalurkan kebutuhan seks.
13. Bujuk
rayu laki-laki dan atau calo, penipuan.
14. Stimulasi
seksual melalui film, gambar, dan bacaan.
15. Disorganisasi
dan disintegrasi kehidupan keluarga.
16. Ambisi
besar mendapatkan status sosial ekonomi tinggi.
17. Korban
trafficking berlatar belakang pelayan
atau pembantu rumah tangga.
18. Pecandu
narkoba.
19. Traumatis
cinta, sakit hati di tinggal pacar dalam kondisi tidak perawan.
20. Kekerasan
seksua
C. FAKTOR – FAKTOR PENDUKUNG PERILAKU SEKS PADA REMAJA
Pekerja seks komersial kebanyakan
terjadi pada remaja yang diawali dengan terjadinya pergaulan kearah seks
bebas.dimana menurut para ahli, alasan seorang remaja melakukan seks adalah
sebagai berikut :
1. Tekanan yang
Datang dari Teman Pergaulannya
Lingkungan pergaulan yang dimasuki oleh seorang remaja
dapat juga berpengaruh untuk menekan temannya yang belum melakukan hubungan
seks, bagi remaja tersebut tekanan dari teman-temannya itu dirasakan lebih kuat
dari pada yang didapat dari pacarnya sendiri.
2. Adanya
Tekanan dari Pacar
karena kebutuhan seorang untuk mencintai dan dicintai,
seseorang harus rela melakukan apa saja terhadap pasangannya, tanpa memikirkan
resiko yang akan dihadapinya. dalam hal ini yang berperan bukan saja nafsu
seksual, melainkan juga sikap memberontak terhadap orang tuanya. Remaja lebih
membutuhkan suatu hubungan, penerimaan, rasa aman, dan harga diri selayaknya
orang dewasa.
3. Adanya
Kebutuhan Badaniah
Seks menurut para ahli merupakan kebutuhan dasar yang
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, jadi wajar jika semua orang
tidak terkecuali remaja, menginginkan hubungan seks ini, sekalipun akibat dari
perbuatannya tersebut tidak sepadan dengan resiko yang akan dihadapinya.
4. Rasa
Penasaran
Pada usia remaja. keingintahuannya begitu besar
terhadap seks, apalagi jika teman-temannya mengatakan bahwa terasa nikmat,
ditambah lagi adanya infomasi yang tidak terbatas masuknya, maka rasa penasaran
tersebut semakin mendorong mereka untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai
macam percobaan sesuai dengan apa yang diharapkan.
5. Pelampiasan
Diri
factor ini tidak hanya datang dari diri sendiri,
misalnya karena terlanjur berbuat, seorang remaja perempuan biasanya
berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat dibanggakan dalam dirinya, maka
dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus asa dan mencari pelampiasan yang
akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas.
Faktor lainnya datang dari
lingkungan keluarga. bagi seorang remaja mungkin aturan yang diterapkan oleh
kedua orang tuanya tidak dibuat berdasarkan kepentingan kedua belah pihak
(orang tua dan anak), akibatnya remaja tersebut merasa tertekan sehingga ingin
membebaskan diri dengan menunjukkan sikap sebagai pemberontak, yang salah
satunya dalam masalah seks.
Untuk mencegah hal-hal yang tidak di
kehendaki, perlu ada perhatian dari kita bersama dengan cara memberikan
informasi yang cukup mengenai pendidikan seks dan Pendidikan agama, Kalau tidak
ada informasi dan pendidikan agama di khawatirkan remaja cendrung menyalah
gunakan hasrat seksualnya tanpa kendali dan tanpa pencegahan sama sekali. semua
menyedihkan, dan sekaligus berbahaya, hanya karena kurangnya tuntunan
seksualitas yang merupakan bagian dari kemanusiaan kita sendiri. Kalau dikaitkan
dengan kondisi saat ini maka sudah sewajarnyalah kita mendukung RUU APP.
D. PERSOALAN–PERSOALAN PSIKOLOGI
a. Akibat
gaya hidup modern
Seorang
perempuan pastinya ingin tampil dengan keindahan tubuh dan barang-barang yang
dikenakannya. Namun ada dari beberapa mereka yang terpojok karena masalah
keuangan untuk pemenuhan keinginan tersebut maka mereka mengambil jalan akhir
dengan menjadi PSK untuk pemuasan dirinya.
b. Broken
Home
Kehidupan
keluarga yang kurang baik dapat memaksa seseorang remaja untuk melakukan
hal-hal yang kurang baik diluar rumah dan itu dimanfaatkan oleh seseorang yang
tidak bertanggung jawab dengan mengajaknya bekerja sebagai PSK.
c. Kenangan
masa kecil yang buruk
Tindak pelecehan
yang semakin meningkat pada seorang perempuan bahkan adanya pemerkosaan pada
anak kecil bisa menajdi faktor dia menajdi seorang PSK.
E. DAMPAK YANG
DITIMBULKAN BILA BERPROFESI SEBAGAI PSK
1. Keluarga dan
masyarakat tidak dapat lagi memandang nilainya sebagai seorang perempuan.
2. Stabilitas
sosial pada dirinya akan terhambat, karena masyarakat hanya akan selalu
mencemooh dirinya.
3. Memberikan
dua buruk bagi keluarga.
4. Mempermudah
penyebaran penyakit menular seksual, seperti :
·
HIV / AIDS
Acquired
immunodeficiency syndrome (AIDS) adalah sindroma dengan gejala penyakit infeksi
oportunistik atau kanker tertentu akibat menurunnya system kekebalan tubuh oleh
infeksi Human immune deficiency virus (HIV).sebagian besar (75 %)
penularan terjadi melalui hubungan seksual.
·
Gonorhoe
Gonorhoe
adalah PMS yang paling sering ditemukan dan paling mudah ditegakkan
diagnosisnya. Nama awam penyakit kelamin ini adalah ”kencing nanah”. Masa
inkubasi 3-5 hari.
Ø Kuman
penyebab : Neisseria gonorhoe
Ø Perantara :
Manusia
Ø Tempat kuman
keluar : penis, vagina, anus, mulut
Ø Tempat kuman
masuk : penis, vagina, anus, mulut.
Ø Cara
penularan : kontak seksual langsung
·
Sifilis
Sifilis
adalah penyakit kelamin yang bersifat kronis dan menahun walaupun frekuensi
penyakit ini mulai menurun, tapi masih merupakan penyakit yang berbahaya karena
dapat menyerang seluruh organ tubuh termasuk sistem peredaran darah, syaraf dan
dapat ditularkan oleh ibu hamil kepada bayi yang dikandungnya, sehingga
menyebabkan kelainan bawaan kepada bayi tersebut. Sifilis sering dikenal sebagai
raja singa.
Ø Kuman
penyebab : Triponema pallidum
Ø Perantara :
Manusia
Ø Tempat kuman
keluar : Penis, vagina, mulut, dan ibu hamil kepada bayinya.
Ø Cara
penularan : Kontak seksual, ibu kepada bayinya
Ø Tempat kuman
masuk : Penis, vagina, anus, mulut, tranfusi
·
Herpes Genetalia
Herpes
genitalis (HG) merupakan IMS virus yang menempati urutan ke dua tersering
didunia dan merupakan penyebab ulkus genital tersering di Negara maju.
Ø Nama lain :
Jengger ayam (genital warts)
Ø Penyebab : Papilioma virus
Ø Perantara :
Manusia
Ø Tempat kuman
keluar : Penis, vagina, anus
Ø Cara
penularan : hubungan seksual dengan pasangan yang telah terinfeksi dan bisa
juga secara vertical dari ibu kepada janin yang di kandungnya.
Ø Tempat kuman
masuk : penis, vagina, anus.
F. ASPEK
KESEHATAN REPRODUKSI
Tidak dapat disangkal bahwa masalah
PSK sangat erat kaitannya dengan kesehatan reproduksi dan masalah ketimpang
status sosial kaum perempuan. Perilaku seksual yang selalu berganti pasangan
membuat para PSK mempunyai resiko yang tinggi untuk tertulari dan menularkan
penyakit seksual.
Disebagian besar lokalisasi,
pemeliharaan kesehatan bagi pekerjanya dilakukan oleh para medis atas inisiatif
sendiri. Mengingat kualitas paramedik diindonesia pada umumnya, sangat sulit
diharapkan bahwa mereka akan melakukan penyuluhan dan konseling tentang
penyakit menular seksual kelokasi-lokasi PSK.
Pengabaian terhadap masalah ini
hanya karena PSK secara resmi dianggap tidak ada. Padahal pengabaian ini akan
memperbesar resiko mereka dan para pelanggan mereka untuk tertular penyakit
seksual. Pada gilirannya para pelanggan itu mereka untuk tertular penyakit pada
keluarganya sendiri. Pemerintah sendiri mengalami kesulitan untuk mendeteksi
perilaku seksual masyarakat, terutama kaum remaja yang mencari pemuasan seksual
dengan PSK.
G. PENANGANAN MASALAH PSK
1.
Agama
Disinilah
peran orang tua menanamkan prinsip islam untuk tidak mempergunakan hidupnya
untuk melakukan perbuatan yang negative dan menamakan prinsip hidup yang
beriman dan bertaqwa.
2. Keluarga
·
Meningkatkan pendidikan anak-anak terutama mengenalkan
pendidikan seks secara dini agar terhindar dari perilaku seks bebas.
·
Meningkatkan bimbingan agama sebagai tameng agar
terhindar dari perbuatan dosa.
3. Masyarakat
·
Meningkatkan kepedulian dan melakukan pendekatan
terhadap kehidupan PSK.
4. Pemerintah
·
Memperbanyak tempat atau panti rehabilitasi.
·
Meregulasi undang-undang khusus tentang PSK.
·
Meningkatkan keamanan dengan lebih menggiatkan rajia
lokalisasi PSK untuk dijaring dan mendapatkan rehabilitasi.
H. PENANGGULANGAN PROSTITUSI
a. Preventif
1) Penyempurnaan
undang-undang larangan atau pengaturan penyelenggaraan pelacuran.
2) Intensifikasi
pendidikan keagamaan
3) Kesibukan
untuk penyaluran energi yang positif
4) Memperluas
lapangan kerja
5) Pendidikan
seks
6) Koordinasi
berbagai instansi untuk pecegahan atau penyebaran pelacuran
7) Penyitaan
buku, film, dan gambar porno
8) Meningkatkan
kesejahteraan rakyat
b. Represif
dan Kuratif (menekan, menghapuskan, dan menyembuhkan perempuan dari
ketunasusilaannya)
1) Melakukan
pengawasan dan kontrol yang sangat ketat terhadap lokalisasi yang sering
ditafsirkan sebagai legalisasi
2) Aktifitas
rehabilitasi dan resosialisasi
3) Penyempurnaan
tempat penampungan dan pembinaan
4) Pemberian
pengobatan
5) Membuka
lapangan kerja baru
6) Pendekatan
keluarga
7) Mencarikan
pasangan hidup
8) Pemerataan
penduduk dan perluasan lapangan kerja
Contoh Kasus PSK
PSK Indonesia Dibunuh di Apartemen Mewah Hong Kong
Petugas mengevakuasi mayat seorang
wanita yang terbunuh di sebuah flat di distrik Wan chai, Hong Kong, 1 November
2014. Salah satu wanita tersebut diduga WNI yang bekerja sebagai pekerja seks
komersial di Hong Kong. REUTERS/Tyrone Siu
TEMPO.CO, Wan Chai -
Polisi Hong Kong menangkap Rurik Jutting, seorang lelaki yang diduga membunuh
dua wanita di apartemen mewahnya di wilayah Wan Chai, Hong Kong. Dua wanita
yang dibunuh Jutting ditemukan dalam kondisi tanpa busana dengan luka di leher
mereka.
"Kami menangkap seorang pria tanggal 1 November lalu sehubungan dengan kasus pembunuhan di sebuah apartemen di wilayah Wan Chai, Hong Kong," kata polisi, seperti dilaporkan The Telegraph, Ahad, 2 November 2014.
Salah satu korban pembunuhan adalah Sumarti Ningsih, seorang wanita asal Indonesia, yang diduga bekerja sebagai pekerja seks komersial di Hong Kong. Ningsih ditemukan tewas di dalam sebuah koper yang tergeletak di balkon apartemen.
Satu wanita PSK lainnya diduga berasal dari Filipina. Dia ditemukan tewas dalam keadaan telanjang di lantai. "Ningsih meninggal lima hari sebelumnya," kata polisi.
Polisi Hong Kong menyatakan kasus ini terungkap saat Jutting pulang ke apartemennya dengan dua gadis setelah pesta Halloween pada 31 Oktober 2014. Berbarengan dengan itu, polisi menerima laporan ada dua orang wanita tewas.
Bermodal rekaman kamera CCTV apartemen, polisi menduga Jutting adalah pelakunya. Saat polisi datang ke apartemennya, Jutting terlihat sangat gelisah. Polisi lalu menyadari bahwa ada dua mayat perempuan dengan leher tergorok dan luka tusuk.
"Kami menangkap seorang pria tanggal 1 November lalu sehubungan dengan kasus pembunuhan di sebuah apartemen di wilayah Wan Chai, Hong Kong," kata polisi, seperti dilaporkan The Telegraph, Ahad, 2 November 2014.
Salah satu korban pembunuhan adalah Sumarti Ningsih, seorang wanita asal Indonesia, yang diduga bekerja sebagai pekerja seks komersial di Hong Kong. Ningsih ditemukan tewas di dalam sebuah koper yang tergeletak di balkon apartemen.
Satu wanita PSK lainnya diduga berasal dari Filipina. Dia ditemukan tewas dalam keadaan telanjang di lantai. "Ningsih meninggal lima hari sebelumnya," kata polisi.
Polisi Hong Kong menyatakan kasus ini terungkap saat Jutting pulang ke apartemennya dengan dua gadis setelah pesta Halloween pada 31 Oktober 2014. Berbarengan dengan itu, polisi menerima laporan ada dua orang wanita tewas.
Bermodal rekaman kamera CCTV apartemen, polisi menduga Jutting adalah pelakunya. Saat polisi datang ke apartemennya, Jutting terlihat sangat gelisah. Polisi lalu menyadari bahwa ada dua mayat perempuan dengan leher tergorok dan luka tusuk.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pekerja seks komersial atau disebut
juga dengan Pelacur adalah profesi yang menjual jasa untuk memuaskan kebutuhan
seksual pelanggan demi mendapatkan uang yang banyak dalam waktu yang singkat.
Faktor-fakor penyebab utama adanya psk tidak lain karena faktor ekonomi yaitu
kemiskinan. Selain itu ada juga faktor penipuan, kekerasan seksual,pornografi
dan faktor psikologi. Secara garis besar tidak ada pasal khusus yang mengatur
tindak pidana pelacuran. Akan tetapi biasanya masyarakat menghukum mereka
dengan cara mengucilkan para psk atau mengusirnya dari kampungnnya. Dari sekian
banyak kasus-kasus PSK yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia, ini
menandakan bahwa status hukum mengenai PSK masih lemah.
B. SARAN
Dalam makalah ini menjelaskan tentang apa itu PSK,
penyebab adanya PSK serta penanganannya. Jadi kita sebagai seorang bidan maupun
masyarakat hendaknya dapat mengurangi penyebaran penyakit menular seksual yang
ditularkan oleh pekerja seks komersial, dengan cara penyuluhan tentang
penggunaan kondom serta membatu pemerintah untuk mengontrol remaja-remaja agar
tidak terjerumus dalam pergaulan bebas khususnya pergaulan seks bebas.