- Pengertian Anemia Secara Umum
Anemia didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin yang kurang dari 12 g/dl pada wanita yang tidak hamil (Cunningham, 2012).
- Pengertian Anemia Dalam Kehamilan
Anemia untuk wanita hamil apabila Hb kurang dari 10,0 gram per desiliter (Varney, 2007).
- Etiologi Anemia
- Kekurangan asupan zat besi
- Peningkatan kebutuhan fisiologis
- Kebutuhan yang berlebihan
- Malabsorbsi
- Kehilangan darah yang banyak (persalinan yang lalu, operasi, perdarahan akibat infeksi kronis misalnya cacingan)
- Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan
- Anemia Defisiensi Besi
- Meningkatnya Sel Darah Ibu 500 mg Fe
- Terdapat dalam Plasenta 300 mg Fe
- Untuk Darah Janin 100 mg Fe +
(Manuaba, 2010).
Jumlah zat besi fungsional di dalam tubuh dan konsentrasi protein Hb yang mengandung zat besi yang bersikulasi di dalam sel darah merah diukur dengan dua uji darah sederhana yakni konsentrasi Hb dan hematokrit, dan konsentrasi feritin serum (Robson, 2011). Pada pemeriksaan darah seseorang pertama kali dicurigai menderita anemia defisieni besi jika pemeriksaan hitung darah lengkap rutin menunjukkan kadar Hb yang rendah. Pada pemeriksaan apusan darah bisa menunjukkan sel darah merah lebih kecil dan lebih pucat dari normal maupun sel darah merah yang bervariaasi dalam ukuran dan bentuk (Bothamley, 2011).
- Anemia Megaloblastik
Pada pemeriksaan laboratorium darah ditemukan peningkatan MCV mengindikasikan terjadinya anemia megaloblastik (Bothamley, 2011).
- Anemia Hipoplastik
- Anemia Hemolitik
Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi pada organ-organ vital.
(Hoffbrand, 2005).
- Penilaian Klinis Anemia
- Tanda-tanda Klinis
- Letih, sering mengantuk, malaise.
- Pusing, lemah.
- Nyeri kepala.
- Luka pada lidah.
- Kulit pucat.
- Membran mukosa pucat (misal konjungtiva).
- Bantalan kuku pucat.
- Tidak ada nafsu makan, mual dan muntah
- Diagnosis
Pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosa anemia menurut Aziz (2006):
- Anamnesa
- Riwayat nutrisi.
- Latar belakang geografis.
- Gejala dan keluhan pada penderita.
- Pemeriksaan fisik, meliputi tanda-tanda anemia, serta yang mendasari penyakit-penyakit tertentu penyebab anemia.
- Pemeriksan hematologik dasar untuk pemeriksaan kadar Hb.
- Normal > 11 gr%
- Anemia ringan 9-10 gr%
- Anemia sedang 7-8 gr%
- Anemia berat < 7 gr%
- Prognosis
- Bahaya anemia terhadap kehamilan :
- Bahaya anemia terhadap janin:
- Patofisiologi
Penurunan konsentrasi sel darah merah ini harus disertai pemenuhan gizi yang cukup terutama kebutuhan akan zat besi. Hal ini untuk mencegah terjadinya anemia yang lebih lanjut dimana kadar hb dibawah 10,5 gr/dl.
- Penanganan Anemia dalam Kehamilan
1) Pada pemeriksaan ANC bidan mengkaji penyebab anemia dari riwayat diet untuk mengetahui adakah kemungkinan pica, kebiasaan mengidam berlebihan dan mengonsumsi makanan-makanan tertentu dan riwayat medis yang adekuat dan uji yang tepat (Robson, 2011).
2) Memberikan sulfat ferosa 200 mg 2-3 kali sehari. Sulfat ferosa diberikan 1 tablet pada hari pertama kemudian dievaluasi apakah ada keluhan (misalnya mual, muntah, feses berwarna hitam), apabila tidak ada keluhan maka pemberian sulfat ferosa dapat dilanjutkan hingga anemia terkoreksi (Robson, 2011)
3) Apabila pemberian zat besi peroral tidak berhasil (misalnya pasien tidak kooperatif) maka bisa diberikan dosis parenteral (per IM atau per IV) dihitung sesuai berat badan dan defisit zat besi (Robson, 2011).
4) Transfusi darah diindikasikan bila terjadi hipovolemia akibat kehilangan darah atau prosedur operasi darurat. Wanita hamil dengan anemia sedang yang secara hemodinamis stabil, dapat beraktifitas tanpa menunjukan gejala menyimpang dan tidak septik, transfusi darah tidak diindikasikan, tetapi diberi terapi besi selama setidaknya 3 bulan (Cunningham, 2013)
5) Evaluasi pemberian terapi dengan cara pemantauan kadar Hb dapat dilakukan 3-7 hari setelah hari pertama pemberian dosis sulfat ferosa (retikulosit meningkat mulai hari ketiga dan mencapai puncaknya pada hari ketujuh). Sedangkan pemantauan kadar Hb pada pasien yang mendapat terapi transfusi dilakukan minimal 6 jam setelah transfuse (Yan, 2011).
Tabel 2.1 Tabel Transfusi Darah untuk Penatalaksanaan Anemia
SUBSTANSI | URAIAN | CATATAN |
Darah Lengkap
(Whole blood) Packed cells (Packed red blood cells) |
Produk darah mengandung komponen darah normal, 1 unit setara dengan 500ml.
Produk darah, mengandung eritrosit dan 20% plasma tanpa faktor pembeku, 1 unit setara 250-300 ml. |
1 unit diberikan dala 2-4 jam. Butuh waktu 12-24 jam
untuk Hb dan Ht mencapai keseimbangan. Waspadai reaksi transfusi dan
kelebihan cairan.
Diberikan dalam kecepatan yang lebih lambat daripada darah lengkap. Waspadai reaksi transfusi. |
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada tatalaksana anemia:
- Pengobatan hendaknya berdasarakan diagnosis definitif.
- Pemberian hematinik tanpa indikasi yang jelas tidak dianjurkan.
- Pengobatan anemia dapat berupa :
- Terapi untuk kedaan darurat misalnya anemia berat.
- Terapi suportif.
- Terapi khas untuk masing-masing anemia.
- Terapi kausal.
- Terapi percobaan untuk diagnosa definitif yang tidak dapat ditegakkan (perlu pemantauan terhadap kondisi pasien dan perjalanan penyakitnya).
Pemberian vitamin zat besi ini dimulai dengan memberikan satu tablet per hari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tablet zat besi ini sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi, karena akan mengganggu penyerapan (Saifuddin, 2009).
Terapi pemberian zat besi dapat menimbulkan efek samping seperti mual, feses berwarna kehitaman dan konstipasi yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada pasien (Varney, 2007)
Pemantauan konsumsi suplemen zat besi perlu juga diikuti dengan pemantauan cara minum yang benar karena hal ini akan sangat mempengaruhi efektifitas penyerapan zat besi. Vitamin C dan protein hewani merupakan elemen yang sangat membantu dalam penyerapan zat besi, sedangkan kopi, teh, garam kalsium, magnesium dan fitat (terkandung dalam kacang-kacangan) akan menghambat penyerapan zat besi. Ibu hamil perlu diberikan konseling mengenai makanan yang banyak mengandung zat besi dan cara pengolahannya. Beberapa contoh makanan yang kaya zat besi adalah: daging sapi, ayam, sarden, roti gandum, kapri, buncis panggang, kacang merah, sayuran berdaun, brokoli, daun bawang, bayam, buah-buahan kering, dan telur (Sulistyawati, 2009).
- Pencegahan Anemia Kehamilan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar